Investasi pada dasarnya menjadi cara bagi banyak orang untuk mendapatkan keuntungan dengan modal yang mereka miliki dan menjadi independen secara finansial.
Hasil yang didapatkan melalui investasi bisa diraih baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang tergantung pada instrumen yang digunakan serta target dari investasi tersebut. Instrumen-instrumen investasi yang paling lazim digunakan adalah deposito bank, surat obligasi, logam mulia, properti, saham, maupun reksadana.
Beberapa tahun terakhir, reksadana menjadi salah satu instrumen investasi yang cukup banyak dibicarakan. Selain karena bisa dimulai dengan modal kecil, pembelian investasi reksadana juga cenderung praktis dan mudah dilakukan melalui kanal-kanal penjual produk investasi. Bagi pemula, tidak ada salahnya belajar investasi reksadana.
Investasi reksadana adalah produk investasi di mana sekumpulan dana dikumpulkan dan dikelola oleh manajer investasi untuk digunakan sebagai modal membeli sebuah produk atau sekumpulan produk investasi seperti surat obligasi, saham, pasar uang, maupun produk keuangan dan investasi lainnya.
Singkatnya, reksadana adalah membiarkan modal kamu dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan ke berbagai produk dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Sebelum membeli produk reksadana yang kamu inginkan, pastikan kamu mengetahui profil risiko kamu sebagai investor. Ada beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan profil risiko kamu seperti usia, pemahaman soal investasi, tujuan, lingkungan, maupun modal.
Sementara itu ada tiga profil risiko kamu sebagai investor, yakni konservatif yang cenderung bermain aman, moderat yang berani mengambil resiko namun tetap hati-hati, maupun agresif yang berarti kamu berani mengambil risiko lebih tinggi.
Baca juga: Jenis Reksadana dan Cara Kerjanya
Memahami profil risiko menjadi kunci untuk menentukan jenis reksadana dan produk reksadana yang akan kamu beli. Adapun jenis-jenis reksadana yang bisa dibeli adalah:
Reksadana jenis ini cocok untuk kamu yang masih pemula dengan profil risiko konservatif. Ini disebabkan oleh karakter reksadana pasar uang yang paling rendah resikonya dengan return atau timbal balik yg lebih rendah dibanding yang lain. Meski demikian, return dari reksadana ini lebih tinggi dari bunga deposito.
Alokasi modal kamu di reksadana uang lebih banyak dialokasikan ke surat utang berharga dengan waktu jatuh tempo di bawah satu tahun. Di antara surat utang berharga adalah sertifikat deposito atau surat berharga dari bank untuk nasabah yang menanamkan modal deposito serta sertifikat Bank Indonesia atau surat berharga yang diterbitkan oleh BI.
Reksadana pendapatan tetap memberikan return yang lebih tinggi daripada pasar uang dengan resiko yang tetap minim. Ini cocok untuk kamu yang ingin meningkatkan level keuntungan serta resiko. Alokasi modal investasi kamu akan diarahkan ke obligasi minimal 80%.
Reksadana campuran memiliki resiko lebih besar daripada dua jenis reksadana sebelumnya. Namun, reksadana ini akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar karena dana investasi akan diarahkan ke instrumen campuran seperti deposito, saham, maupun obligasi.
Untuk reksadana, instrumen reksadana saham cocok bagi kamu yang memiliki profil risiko agresif. Reksadana saham seperti namanya akan mengalokasikan 80% dari modal investasi kamu ke saham. Oleh sebab itu, jika berhasil, keuntungan yang kamu dapat akan lebih besar daripada yang lainnya namun dengan risiko yang juga besar.
Untuk membeli reksadana, gunakan aplikasi LinkAja dan dapatkan promo-promo menarik pembelian reksadana. LinkAja kini bekerjasama dengan Bibit dan kamu bisa melakukan pembayaran reksadana di Bibit melalui aplikasi LinkAja.
Kamu juga bisa menggunakan LinkAja untuk bertransaksi secara di berbagai merchant yang telah bekerja sama dengan LinkAja baik online maupun offline. Download LinkAja di Play Store untuk pengguna Android dan App Store untuk pengguna iOS sekarang. Yuk!