5 Perbedaan Haji dan Umroh yang Wajib Diketahui oleh Muslim

Banyak yang sering bertanya tentang perbedaan haji dan umrah. Dua ibadah ini memang sering disebut-sebut sebagai ibadah yang diidam-idamkan para muslim. Biarpun sama-sama pergi ke Tanah Suci, ada banyak perbedaan yang mendasari keduanya, baik dari sisi hukum maupun aktivitas yang dilakukan di dalamnya.

Untuk itu, kamu perlu memahami perbedaan dari dua jenis ibadah sebelum mempersiapkan diri untuk menjalankannya. Yuk, cek perbedaan dari ibadah haji dan umroh di bawah ini.

Baca juga: Ini Syarat Visa Umroh 2022, Cara Membuat, serta Biayanya

Perbedaan Haji dan Umroh

Ibadah haji dan umroh berbeda dari sisi hukum, cara pelaksanaannya, serta makna dalam menjalankannya. Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasan dari perbedaan-perbedaan yang mendasari ibadah haji dan umroh di bawah ini:

1. Hukum menjalankannya

Perbedaan yang paling mendasar dari ibadah haji dan umroh terletak dari hukumnya. Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima sehingga pelaksanaannya terhitung wajib untuk para muslim. Namun, kewajiban menjalankan ibadah haji pun hanya ditujukan untuk mereka yang mampu dalam sisi fisik, mental, dan finansial.

Kewajiban untuk menjalankan pun tertuang dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 97 yang memiliki arti:

“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) makam Ibrahim. Barangsiapa memasuki (Baitullah), amanlah dia. Di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu mereka yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa yang mengingkari haji, ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya dari seluruh alam.”

Namun, ada yang perlu ditekankan terkait haji untuk para muslim. Dalam hadis riwayat Ahmad, Nasai, dan Ibnu Majah disebutkan, menjalankan haji itu hanya wajib sebanyak satu kali dan selebihnya adalah sunnah.

Di sisi lain, ibadah umroh memiliki hukum sunnah. Namun, sunnah yang ditetapkan dalam ibadah umroh adalah sunnah muakkad atau amalan yang sebaiknya diutamanan. Dalam sebuah hadis riwayat Al Tirmidzi, Rasulullah pernah ditanya tentang ibadah umroh. Rassul menjawab, “Ketika kamu menjalankan umroh, itu akan lebih baik bagimu.”

Baca juga: Infaq dan Sedekah: Amalan Penting Bagi Seorang Muslim

2. Waktu pelaksanaan ibadah

Perbedaan haji dan umroh juga terletak dari waktu pelaksanaannya. Pada bagian ini, ibadah umroh memiliki waktu yang tidak ditentukan. Artinya, semua muslim bisa menjalankan ibadah umroh kapan saja sepanjang tahun.

Pasalnya, ada aktivitas yang tidak dilangsungkan dalam umroh. Umroh tidak melakukan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah. Kegiatan tersebut hanya dikerjakan saat haji dan menjadi salah satu rukun haji.

Karena itu juga, ibadah haji pun harus dilakukan pada waktu yang sudah ditetapkan. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 197 yang berarti:

“Musim haji itu dilakukan pada bulan-bulan yang telah diketahui. Barangsiapa yang mengerjakan ibadah haji dalam bulan itu, janganlah dia berkata jorok, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam melakukan ibadah haji. Segala hal yang baik yang dikerjakan, Allah mengetahuinya.”

Waktu haji ini pun ditegaskan kembali dalam hadis riwayat Bukhari yang berbunyi:

“Bulan-bulan haji Syawal, Dzulqa'dah, dan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.”

3. Rukun haji dan umroh

Perbedaan lain dari ibadah haji dan umroh adalah rukun atau tata cara pelaksanaannya. Baik haji maupun umroh, sebenarnya memiliki rukun yang mirip. Beberapa di antaranya bahkan perlu dilakukan saat menjalankan haji dan umroh.

Ada empat rukun wajib dalam haji yang wajib dijalani, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sai, dan motong rambut. Namun, rukun wukuf di Arafah tidak dilaksananan dalam umroh.

Baca juga: Apa Itu Wakaf dan Bagaimana Hukum serta Rukunnya?

4. Tempat pelaksanaan rukun ibadah

Haji dan umroh sama-sama dilakukan di Tanah Suci, Makkah. Namun, terdapat perbedaan tempat dalam menjalankan rukun haji dan umroh. Baik haji dan umrah, sama-sama dimulai dari Miqat. Tempat ini merupakan batas antara boleh dan tidaknya untuk melafadzkan niat menjalankan ibadah umroh atau haji.

Setelah itu, perjalanan melaksanakan dua ibadah ini akan sedikit berbeda. Menurut Ensiklopedia Fikih Indonesia oleh Ahmad Sarwat, ibadah haji dilakukan dari Miqat – Makkah (Masjidil Haram) – Arafah, Muzdalifah – Mina. Mereka yang menjalani haji akan melakukan rukun haji di setiap tempat.

Berbeda dengan umroh yang juga tidak mengunjungi beberapa tempat untuk menjalankan rukunya. Tawaf dan sa’i dalam umroh dilakukan di Masjidil Haram.

5. Makna ibadah

Haji dan umroh juga memiliki perbedaan dari makna. Istilah haji berasal dari kata Al-Qashdu yang bermakna mengunjungi atau melakukan sesuatu yang besar (agung). Hal ini berkaitan dengan kunjungan ke Baitullah untuk menunaikan amalan pada waktu yang sudah ditetapkan.

Sementara itu, umrah punya makna mendatangi dalam ilmu fiqih. Umrah membuat muslim pergi ke Ka’bah untuk melaksanakan amalan tertentu, mulai dari tawaf, sa’i, dan bercukur. Sebagian kalangan mengatakan bahwa umroh merupakan haji kecil. Pasalnya, ada sejumlah amalan haji yang tetap dijalankan dalam umroh.

Mengenyampingkan perbedaannya, ibadah haji dan umroh sebenarnya juga memiliki persamaan. Untuk yang ingin menjalaninya, para muslim perlu menyiapkan fisik dan mental yang prima. Pasalnya, ibadah ini harus pergi untuk meninggalkan keluarga dan orang terdekat dalam waktu yang panjang.

Di samping itu, finansial juga menjadi faktor yang harus diperhatikan saat akan menjalani dua ibadah ini. Para muslim harus menyiapkan keuangan sebelum berangkat ke Makkah sekaligus untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan.

Baca juga: Cara Mebuat Paspor 2022, Syarat, serta Biayanya yang Wajib Kamu Tahu

 

Nah, kamu bisa mulai menabung dan berinvestasi untuk mulai merencanakan haji atau umroh. Manfaatkan kemudahan investasi reksadana yang tersedia di aplikasi LinkAja untuk haji dan umroh. Tambah terus investasi kamu untuk wujudkan mimpi pergi ke Tanah Suci.

Yuk! Dapatkan aplikasi LinkAja di sini: